GMBI Bersuara, Terkait Jeritan Masyarakat Bawah

banner 160x600
banner 468x60

SULSEL | BIN - Memasuki awal Ramadhan 1443 H Sejumlah bahan Pokok merangkak naik dan sejumlah ketersediaan stock di pasaran menipis, misalnya seperti Minyak Goreng langkah, Pertamax naik, Pertalite langkah, Dexlite langkah. 

Tak hanya itu para petani juga mengalami hal yang sama, Dimana pupuk juga mengalami kelangkaan di pasaran. 

Kita lupa 2 tahun masa pandemi coviq 19 telah menghancurkan perekonomian, Siapa yg paling terkena imbasnya dari ini semua.

PHK dimana-mana, mata pencaharian hilang, yang menangis yang tertatih adalah masyarakat bawah, lalu dimana wakil rakyat, dimana pemerintah.

Covid-19 dengan segala pembatasan kegiatan masyarakat larangan berkumpul.

Disisi lain wajib ditaati namun disisi lain telah banyak menghancurkan pelaku usaha kecil yang nota Bene mereka itu adalah masyarakat bawah. 

Namun pemandangan lain dipertontonkan oleh para pejabat, oligarki kekuasaan dengan kekayaan dimasa pandemi justru meningkat.

Kelangkaan minyak goreng, pemerintah melaksanakan operasi pasar, dipasar itu tidak ada masalah, yang masalah itu sumber pendistribusiannya ada apa kok minyak gorengnya hilang dipasaran.

Sama halnya dengan BBM terjadi kelangkaan di SPBU bukan SPBU-nya yang masalah tapi pendistribusiannya kemana???

Tak hanya kelangkaan Minyak Goreng dan Kenaikan Harga BBM, Tapi kenaikan Gas Elpiji juga digadang akan naik. 

Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa kemungkinan pemerintah berencana menaikkan harga gas LPG 3 kilogram.

Bahkan selain gas LPG, pemerintah pun akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite, dan Premium.

Hal ini seiring dengan naiknya harga BBM jenis Pertamax yang berlaku sejak kemarin Jumat (01/04/2022).

“Over all, yang akan terjadi itu Pertamax, Pertalite, Premium, gas yang 3 kilo itu bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September itu bertahap (naiknya) dilakukan oleh pemerintah,” ujar Menko Luhut, dilansir dari Liputan6, Sabtu (02/04/2022).

Luhut menjelaskan bahwa kebijakan penyesuaian harga itu bagian dari efisiensi pemerintah imbas dari kenaikan sejumlah komoditas.

Dewan pemerintah baik pusat dan daerah kami menduga seakan tidak ada upaya mencari tahu penyebab langkahnya minyak goreng, langkahnya BBM, langkahnya pupuk, Ada apa???

Justru pemerintah sibuk membuat alternatif lain seakan menghindar dari pertanyaan rakyat bawah bahwa wahai pemerintah kemana itu minyak, kemana itu BBM, kemana itu pupuk??? 

Sebagai rakyat bawah maka dengarkan jeritan kami, kami mau bekerja mencari nafkah untuk anak istri kami.

Tapi kemana kami akan melangkahkan kaki, yang kerja di-PHK tanpa alasan, bekerja bertahun-tahun tidak mendapat pesangon atau tali kasih.

Kami berusaha mandiri dimana kami dapatkan modal, saudara kami rakyat bawah yang buka warkop warung kaki lima, semua gulung tikar. 

Kini kami rakyat bawah hanya bertarung nasib dengan Ojek Online dan hampir semua rakyat bawah bahkan menyentuh rakyat menengah seakan tidak ada lagi pekerjaan yang dia tahu selain ojol dan kurir.

Itu pun bertarung mereka geluti dengan bertarung debcolctor, lantaran biaya cicilan dipembiayaan menunggak lalu sampai kapan hidup ini keluar dari kesengsaraan???

Masyarakat bawah mencoba bertahan hidup dengan membuka kaki lima dipinggir jalan namun juga dibabat habis oleh petugas dengan alasan penertiban. 

Lalu kami harus bagaimana sementara kami ini sama dengan kalian yang diatas butuh makan diwaktu siang dan malam, butuh istirahat yang cukup dan tenang. 

Wahai wakil rakyat dimana kalian yang pengembang aspirasi rakyat kalian adalah wakil kami.

Apakah kalian yang terhormat menunggu kami terkapar, semoga bulan Ramadhan ada mujizad dari Allah SWT, untuk menjalani bulan yang penuh Rahmat dan Berkah, Aamiin!!! 

Penulis : Ir. Walinono Haddade (Ketua GMBI Makassar)

Email Autoresponder indonesia
author
No Response

Leave a reply "GMBI Bersuara, Terkait Jeritan Masyarakat Bawah"